Tentang Cinta


Kalau cinta sudah teramat, segala kekurangan pun termaklumi, tapi kalau masih terasa berat, mungkin cintanya belum terlalu.



Status saya beberapa lalu. Entah bagaimana membawa saya pada pemikiran bahwa cinta Allah kepada kita, hambanya, itu sudah terlalu. Tidak peduli sejauh apapun kita berlari menjauh, Allah maklum dan tidak bosan-bosannya menunggu kita untuk mengingat kembali.


Lalu datang malu. Sibuk memikirkan kecintaan pada manusia yang terlalu hingga abai pada cinta teramat dari Allah untuk kita. Allah masih memberikan segala kebaikan lho, masih dengan begitu baiknya tidak membuka segala aib. Dan kita, masih saja keras kepala. Egois dengan tuntutan hak yang dirasa belum terpenuhi. Padahal kewajiban masih juga lalai dilaksanakan.


Cinta mana yang lebih sejati dari cintanya Allah? Dia Yang Maha Kuasa atas segala masih lagi dan terus memberi kita peluang untuk bertaubat. Masih saja kita sibuk mencari pemakluman, alasan demi alasan.


Malu.

Tidak lagi bisa berkelit.


Tau kan betapa tidak enaknya jika cinta kita yang luar biasa diabaikan? Hati-hati, Allah nanti mengganti cara mencintainya dengan perlahan pergi agar kita mencari. Ah jangan sampai lalai. Allah bukan pendendam memang, Allah hanya ingin mengembalikan kita pada hakikat hidup didunia untuk Iqra. Membaca. Belajar. Karena itu Allah terus cinta kita.


Bogor, 010317, 17.53

Picture by Gabrielle Nilsson

Leave a comment