Hey, I realize I’m only Human


Karena tidur disaat malam baru merangkak, jadi bangunnya pun disaat dini hari baru menyapa. Setelah melakukan ini itu, akhirnya memutuskan untuk menulis. Lama juga gak nulis subuh-subuh gini.

Di subuh hari ini, saya tergelitik dengan pernyataan seorang teman mengenai penilaiannya yang seolah-olah menempatkan saya sebagai seseorang yang menyeleksi calon ‘bidadari’nya dengan begitu ketat. Ini bukan yang pertama kalinya, teman saya ini sudah jadi orang kesekian yang berpikir demikian. Banyak yang sering berkomentar “Penasaran calonnya sie teteh seperti apa nanti.” Why?? I need a human, not ‘anything’ else hahaha… Atau mungkin “ya ampun, siapa ya laki-laki beruntung itu..” -_-“ peliiissss… bisa jadi saya yang jadi wanita beruntung mendapatkan dia. Itu sie komen yang masih agak bersahabat, banyak juga yang seolah memposisikan saya sebagai seseorang yang menanti calon ‘bidadari’ yang membuat saya selalu mendongak keatas, contohnya “Jangan ketat-ketat seleksinya.” (masih mending) Atau “Kalau nungguin yang sempurna sie ya susah tor.”. Ya ampunnn…. saya sampai bingung…

Firstly, ‘Do I look like a perfect girl that worth only for some perfect man?’ No, I dont feel like it.. and secondly ‘is that written on my forehead that I will only find a perfect man out there?’ Hahaha, obviously not, coz I will thinking a lot about write anything on my forehead, lol… So, bottom line, I knew and realize that i’m just any other girl that only look for a guy who’ll be perfectly match with me. Perfectly means his personality and his important value that make him who he is. Bukan berarti saya mencari seorang dengan pendidikan yang harus minimal S2, punya bawaan kendaraan roda empat, berkulit putih dan berpostur tinggi. Hahahaa,, seriously I doubt that kind of man even want to have a look on me. *sigh*

Well, I might have achieved several things in life, but there is a lot of people who has achieved more. Achieving several things in life doesnt make me set my future criteria of a husband higher than it should be. Honestly, beberapa waktu lalu memang saya sempat berpikir terlalu muluk mengenai calon pasangan saya nanti (namanya juga masih kecil :P), but lately after experiencing a lot of valuable things, I realized some basic stuff that should be valued on a man (to whom I’ll be married). Kalaupun mau dilihat-lihat ketertarikan saya terhadap seorang pria, ternyata memang banyak perubahan. Dulu mungkin saya akan menilai seseorang dari pencapaian-pencapaiannya, but it has changed gradually affected by my experience that change my way of thinking. Well, I won’t share what I need from a man coz you may cheat on it. Hahaha…

And so, Yes I’m only human. And please don’t look down on whoever stand beside me later if he is actually beyond your expectation, LOL… Hey, it will be my marriage anyway. Hahaha… Jadi intinya siapa sie yang saya pilih?? Ada deh,,, hanya orang yang tepat menyentuh hati saya. Tapi tidak serta merta saya pilih begitu saja, diskusi dulu dengan Pemiliknya, sudah benar atau belum pilihan saya.. 😀 Yang pasti sie pengennya seseorang tersebut juga minimal tertarik deh sama saya, bisa jadi awalnya hanya 10% saja tapi lama-lama jadi 100% 😛 Jadi pengen nikah cepet-cepet, #loh

Oh ya, ngomong-ngomong mengenai waktu untuk menikah, kemarin malam saat sedang di jalan pulang dari kantor saya tiba-tiba berpikir, sebenarnya waktu untuk menikah itu bisa lebih cepat atau lebih lambat bergantung pada dua hal : 1. Tergantung pada kesiapan kita, 2. Tergantung pada keputusan Allah mempersiapkan kita. Bisa jadi kita diberikan jodoh lebih cepat karena kita dinilai sudah siap lahir batin dalam segala aspek untuk berganti status dari single menjadi double, bisa pula lebih lama karena Allah mempersiapkan calon dengan tantangan hidup yang lumayan berat sehingga kita diuji dulu kesiapannya melawan waktu menanti ‘dia’ yang sedang kehabisan ongkos diperjalanan menuju kita. Anyway, itu sie hanya pendapat saya yang belum praktek langsung ya, saya pun sedang menunggu kapan prakteknya 😛 hehehe…

Ah, makin lama makin ngalor ngidul, sepertinya sekian dulu pembahasan topik sensitif ini,, buat yang sudah ‘praktek’ selamat berkompetisi mempertahankan apa yang sudah diperoleh, dan buat yang belum ‘praktek’ semoga segera dipertemukan dengan yang mau ‘praktek’ bareng *halah*
At the end, how are ‘you’ there? Chaljinessoyo?? Are ‘you’ fine? I’m still waiting.. 😀

Jakarta, 090212, 03.41

Aurora Borealis

4 thoughts on “Hey, I realize I’m only Human

  1. Yah kadang suka bingung sendiri sama siapa yah jodoh kita nanti 🙂

    apakah dia seseorang yang begitu mempesona dan menawan siapapun yang melihatnya *tsaahh 🙂
    atau apakah dia seseorang yang mampu mengarahkan kita menuju ridhoNYA.

    kalau saya mu pilih yang kedua ajah 🙂

    btw, salam kenal mba..
    saya woo Rumpi 🙂

Leave a comment